BIODIESEL
DARI JARAK PAGAR
OLEH :
Dila Cahyandari Tukuboya 092.2010.0013
Fevi Elviani Reski 092.2010.0024
NUrhilaliah 092.2010.0025
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
I.
PENDAHULUAN
Biodisel adalah bahan
bakar minyak (BBM) yang dibuat dari bahan nabati berupa lemak atau minyak untuk
digunakan pada mesin genset disel, mobil atau otomotif lainnya. Biodisel
termasuk bahan energi yang dapat dipulihkan, karena dapat ditanam pada areal
kehutanan, pertanian, lahan rakyat dan lain-lain (Pakpahan, 2001). Beberapa
jenis bahan baku yang telah di kenal secara luas di dunia dan telah
diaplikasikan dalam skala pilot atau komersial adalah : minyak kacang kedele
dengan nama pasar SME (Soybean-oil methyl ester) yang
dikembangkan di Amerika, minyak biji lobak dengan nama pasar RME (Rapseed-oil
methyl ester) dikembangkan di Eropa dan Nikaragua, CME (Coconut-oil methyl
ester) dikembangkan oleh Filipina dan POME (Palm-oil methyl ester)
yang dikembangkan Malaysia (Soerawidjaja, 2002). Indonesia sudah melakukan
aplikasi pilot plant POME di Riau berkapasitas 20 ton/hari.
Kebijakan nasional di
bidang energi nasional adalah : intensifikasi, konservasi, diversifikasi dan
indeksasi (Samiarso, 2001). Penggunaan biodisel sebagai sumber energy alternatif
telah memenuhi setiap butir kebijakan tersebut yaitu : mengintensifkan penggunaan
lahan kritis dan tidak produktif untuk bahan baku biodisel (intensifikasi), menghemat
penggunaan bahan bakar minyak bumi (konservasi), pengembangan bahan bakar
nabati non minyak bumi (diversifikasi) dan penyesuaian jenis bahan bakar sesuai
kondisi wilayah setempat (indeksasi).
Penggunaan biodisel
sebagai sumber energi alternatif memiliki banyak keunggulan komparatif, antara
lain : ketersediaan sumber daya, ketersediaan teknologi, keunggulan kualitas
produk, memberikan dampak positif terhadap ekonomi makro (devisa negara) dan ekonomi
mikro seperti penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan masyarakat
sekitar lokasi bahan baku. Beberapa keunggulan kualitas biodisel disbanding petrodisel
(solar) adalah : resiko terbakar lebih rendah, kualitas pembakaran seimbang, emisi
gas toksik lebih rendah sampai nol, lebih mudah terurai secara biologis, pengadaannya
banyak melibatkan masyarakat dari kelompok kurang mampu serta memberikan dampak
positif pada konservasi tanah dan air (Sudradjat dkk., 2003).
II. JARAK PAGAR
Tanaman
Jarak penghasil biodiesel berasal dari jenis tanaman Jarak Pagar yang dalam
bahasa Inggris bernama Physic Nut dengan nama Jatropha curcas.
Tanaman ini merupakan tanaman semak yang termasuk keluarga Euphorbiaceae.
Tanaman Jarak Pagar memiliki
cabang-cabang yang tidak teratur dengan tinggi batang 1-7 meter. Batangnya
berkayu, berbentuk silindris, dan memiliki tonjolan-tonjolan bekas tangkai daun
yang gugur. Bila dipatahkan atau terluka batangnya akan mengeluarkan getah
berwarna putih, kental dan agak keruh.
Daun
tanaman ini tersebar di sepanjang batang. Permukaan atas dan bawah daun
berwarna hijau, tetapi permukaan bawah lebih pucat dari permukaan atas. Daun
berbentuk jantung atau bulat telur. Tulang daun menjari dengan 5-7 tulang
utama. Tangkai daun panjang, sekitar 4-15 cm.
Bunga tanaman ini berupa bunga majemuk
berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggal dan berumah
satu. Baik bunga jantan maupun betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan.
Bunga ini muncul di ujung batang atau di ketiak daun. Kelopak bunga berjumlah
lima yang berbentuk bulat telur.
Buah tanaman Jarak Pagar berupa buah kotak
berbentuk bulat telur dengan diameter 2-4 cm. Buah ini berwarna hijau ketika
masih muda dan kuning jika sudah masak. Buah terbagi menjadi tiga ruang
masing-masing ruang berisi satu biji yang berbentuk bulat lonjong, berwarna
coklat kehitaman dan mengandung banyak minyak.
Tanaman
Jarak Pagar (Jathropa Curcas) berasal dari Afrika Selatan Tanaman ini
sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dekade 40-an, saat penjajah
Jepang menggunakan minyak jarak untuk penerangan di rumah-rumah dan sumber
energi untuk menggerakkan alat-alat perang.
Tanaman ini tumbuh liar atau ditanam
penduduk sebagai pagar. Dapat tumbuh dengan baik di tanah yang tidak begitu
subur dan beriklim panas, dari dataran rendah sampai ketinggian 300 meter di
atas permukaan laut.
Tanaman ini tahan kekeringan dan mulai
berbuah dalam waktu lima bulan. Tumbuhan ini produktif penuh saat berumur lima
tahun, dan usia produktifnya mencapai 50 tahun. Semua bagian tanaman ini
berguna, daunnya dapat digunakan sebagai makanan ulat sutra, antiseptik, dan
antiradang. Getahnya untuk penyembuh luka dan pengobatan lain. Yang paling
tinggi manfaatnya adalah buahnya, daging buahnya digunakan untuk pupuk hijau
dan produksi gas, sementara bijinya untuk pakan ternak dan untuk bahan bakar
pengganti minyak diesel (solar) dan minyak tanah.
Table
1. Komposisi Biji Jarak Pagar
Kandungan
|
Komponen (%)
|
Kadar air
|
6.20
|
Protein
|
18.00
|
Lemak
|
38.00
|
karbohidrat
|
17.00
|
Serat
|
15.50
|
abu
|
3.50
|
Tanaman
jarak pagar digolongkan ke dalam tanaman
kehidupan, karena hampir seluruh bagian tanmannya bermanfaat untuk digunakan
secara langsung atau diolah lebih lanjut menjadi produk yang bernilai
tinggi. Produk samping baik yang berasal
dari hutan atau kebun atau limbah dari proses pembuatan biodiesel, harus
di[erhitungkan sebagai komponen pendapatan. Apabila tidak dimanfaatkan akan
menjadi sumber polusi yang akan menjadi beban biaya produksi. Secara umum
potensin dan pemanfaatan tanaman jarak pagar dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
III. MINYAK JARAK PAGAR
Minyak dari tanaman jarak pagar termasuk
minyak lemak. Minyak lemak yang menjadi bahan baku biodiesel adalah bahan bakar
terbarukan, karena berasal dari tumbuh-tumbuhan. Di negara kita bnyak sekali
terdapat tumbuh-tumbuhan penghasil minyak lemak. Tak kurang dari 50 jenis
tumbuhan bisa diolah menjadi sumber bahan bakar alami, contoh paling populer
adalah sawit, kelapa, jarak pagar, dan kapok atau randu (Soerawidjaya,
dkk.:2005) .
Potensi terbesar tanaman Jarak Pagar
terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit). Pada biji
terdapat inti biji dan kulit biji. Inti biji ini yang menjadi bahan dasar
pembuatan biodiesel, sumber energi pengganti solar. Setelah melalui proses
pemerahan, dari inti biji akan dihasilkan bungkil perahan, yang kemudian
diekstraksi. Hasilnya berupa minyak Jarak Pagar dan bungkil ekstraksi. Minyak
jarak pagar digunakan untuk penyabunan dengan hasil akhir berupa sabun dan
metanolisis/etanolisis yang kemudian diproses menjadi biodiesel dan gliserin.
Sedangkan bungkil ekstraksi bisa menghasilkan pupuk, menjadi bahan dasar
pembuatan biogas pengganti minyak tanah, dan melalui proses ekstoksifikasi
dapat menghasilkan pakan ternak.
Minyak
yang dihasilkan dari biji Jarak Pagar termasuk dalam minyak lemak (fatty
oil). Minyak ini berwujud cairan bening berwarna kuning dan tidak menjadi
keruh meski disimpan dalam waktu yang lama.
Minyak Jarak Pagar bisa digunakan untuk
berbagai keperluan. Pertama, melalui thermal atau catalytic cracking akan
dihasilkan gas, gasoline, kerosin dan diesel, yang dapat digunakan untuk
berbagai keperluan. Kedua, melalui esterifikasi transesterifikasi akan
dihasilkan produk berupa biodiesel yang digunakan untuk pembangkit genset,
kendaraan diesel dan kompor jarak pagar.
Menurut Rieska Wulandari (2005:1), minyak
Jarak Pagar yang dihasilkan dari cangkang biji jarak memiliki komposisi kimia
berupa lemak kasar 47,25 persen, protein kasar 24,60 persen, serat kasar 10,12
persen, kelembaban 5,5 persen, abu 4,50 persen dan karbohidrat 7,99 persen.
Minyak ini juga memiliki kandungan iodin yang tinggi, yaitu 105,2 mg iodin/g.
Biji jarak yang mengandung minyak kadar tinggi mudah untuk diekstraksi.
Sementara itu kandungan asam lemak tak jenuh yang mencapai 90 persen sangat
potensial untuk dijadikan pengganti minyak sawit dalam aplikasi nonpangan.
IV. METODE
PEMBUATAN BIODIESEL DARI JARAK PAGAR
Tanaman jarak menghasilkan biji
jarak pagar yang terdiri dari 60 persen berat kernel (daging bush) dan
40 persen berat kulit. Inti biji (kernel) jarak pagar mengandung sekitar 40-45
persen minyak sehingga dapat diekstrak menjadi minyak jarak dengan cara mekanis
ataupun ekstraksi menggunakan perarut seperti heksana. Minyak jarak pagar
merupakan jenis minyak yang memiliki komposisi trigliserida yang mirip dengan
minyak kacang tanah. Tidak seperti jarak (ricinus communis) kandungan
asam lemak esensial dalam rninyak jarak pagar cukup tinggi sehingga minyak
jarak pagar merupakan sebetulnya dapat dikonsumsi sebagai minyak makan asal saja
racun yang berupa phorbol ester dan curcin dapat dihilangkan.
Dalam proses pengolahan biji jarak
menjadi biodiesel, dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
1. Proses Pembuatan Crude Jatropha
Oil (CJO)
a.
Biji
jarak dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci secara manual atau dengan
mesin.
b.
Biji direndam sekitar 5 menit di dalam air
mendidih, kemudian ditiriskan sampai air tidak menetes lagi.
c.
Biji
dikeringkan dengan menggunakan alat pengering atau dijemur di bawah matahari
sampai cukup kering, kemudian biji tersebut dimasukkan ke dalam mesin pemisah
untuk memisahkan daging biji dari kulit bijinya.
d.
Daging
biji yang telah terpisah dari kulitnya, digiling dan siap untuk dipres. Lama
tenggang waktu dari penggilingan ke pengepresan diupayakan sesingkat mungkin
untuk menghindari oksidasi.
e.
Proses
pengepresan biasanya meninggalkan ampas yang masih mengandung 7 – 10 % minyak.
Oleh sebab itu, ampas dari proses pengepresan dilakukan proses ekstraksi
pelarut, sehingga ampasnya hanya mengandung minyak kurang dari 0,1% dari berat
keringnya. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut n – heksan dengan
rentang didih 60 – 70 0C.
f.
Tahap
ini menghasilkan Crude Jatropha Oil (CJO), yang selanjutnya akan
diproses menjadi Jatropha Oil (JO).
2. Proses Pembuatan Biodiesel
a.
Reaksi
Esterifikasi : CJO mempunyai komponen utama berupa trigliserida dan asam lemak
bebas. Asam lemak bebas harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu
reaksi pembuatan biodiesel (reaksi transesterifikasi). Penghilangan asam lemak
bebas ini dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi. Secara umum reaksi
esterifikasi adalah sebagai berikut :
Pada reaksi ini asam lemak bebas
direaksikan dengan metanol menjadi biodiesel sehingga tidak mengurangi
perolehan biodiesel. Tahap ini menghasilkan Jatropa Oil (JO) yang sudah
tidak mengandung asam lemak bebas, sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel
melalui reaksi transesterifikasi.
b.
Reaksi
Transesterifikasi : Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi utama dalam
pembuatan biodiesel. Secara umum reaksi transesterifikasi adalah sebagai
berikut :
Pada reaksi ini, trigliserida
(minyak) bereaksi dengan metanol dalam katalis basa untuk menghasilkan
biodiesel dan gliserol (gliserin). Sampai pada tahap ini, pembuatan biodiesel
menggunakan bahan baku alternatif tanaman jarak pagar telah selesai dan dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak solar.
V. MANFAAT
PENGGUNAAAN BIODIESEL DARI TANAMAN JARAK TERHADAP LINGKUNGAN
Penggunaan bahan bakar fosil telah meninbulkan
berbagai dampak buruk bagi lingkungan. Seperti meningkatnya kadar gas rumah
kaca di atmosfer bumi. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka
pemanasn global adalah konsekuensi yang harus dihadapi oleh seluruh penduduk
bumi.
Sebagai salah satu sumber energi
alternatif, Biodiesel dari tanaman jarak dapat dikategorikan sebagai sumber
energi ramah lingkungan. Karena menurut Humas (2005:2), pembakaran mesin yang
berbahan bakar biodiesel menghasilkan emisi gas buang, asap dan partikel, yang
lebih rendah. Angka setane yang lebih tinggi dibandingkan solar membuat kadar
emisi gas karbon, nitrogen, dan sulfur lebih rendah.
Selain
itu, penggunaan biodiesel dari tanaman Jarak Pagar membuka kemungkinan
penanaman kembali lahan-lahan kritis yang ada di Indonesia. Menurut Humas
(2005:2), saat ini terdapat 13 juta hektar lahan kering di seluruh Indonesia.
Mengingat tanaman Jrak Pagar merupakan tanaman yang dapat tumbuh di lahan
keirng dan kurang subur,maka dengan menggunakan biodiesel di Indonesia,
lahan-lahan kering tersebut akan dapat ditanami kembali.
Penanaman kembali lahan-lahan kritis di
Indonesia akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan, karena akan
membentuk suatu sumber penghasil gas oksigen yang sangat penting bagi
kehidupan, mengurangi pencemaran oleh gas-gas rumah kaca, dan membentuk suatu
benteng penahan banjir dan longsor.
VI. MANFAAT PENGGUNAAN BIODIESEL DARI
TANAMAN JARAK BAGI MASYARAKAT INDONESIA DI BIDANG EKONOMI
Dengan dihijaukannya kembali lahan-lahan
kritis, berarti akan membuka lapangan pekerjaan baru yang layak bagi masyarkat.
Mereka dapat bekerja sebagai petani yang menanam dan merawat tanaman-tanaman
jarak yang akan digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Buah jarak yang
dihasilkan dijual kepada perusahaan yang mengolahnya menjadi biodiesel dengan
harga tertentu. Dalam hal ini peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal
penyediaan bibit dan penentuan harga minimum dari buah Jarak Pagar, agar petani
tidak dirugikan.
Jika
petani diberi hak mengelola tiga hektar lahan kering, dengan kerapatan tanaman
2500 pohon per hektar dan produktivitas 10.000 kilogram biji per hektar serta
harga biji lima ratus rupiah per kilogram, setiap keluarga petani akan
memperoleh panghasilan satu juta dua ratus lima puluh ribu per bulan hanya
berasal dari penjualan biji jarak (Anonim, 2005:2). Pendapatan ini dapat
bertambah jika bagian lain dari tanaman juga dimanfaatkan
Menurut Humas (2005:2), dari tiga juta
hektar lahan kering akan dihasilkan 92.000 barel minyak per hari. Untuk memnuhi
lahan tersebut diperlukan 7,5 miliar bibit. Bila dari seluruh tanah tandus
seluas 13 juta hektar ditanami jarak, maka akan dihasilkan lebih dari 400.000
barel minyak per hari. Dengan demikian kita akan mengehmat penggunaan devisa
negara yang biasa digunakan untuk mengimpor solar.
Dalam
Kompas (2005: 14), biaya produksi biodiesel tergolong murah, rata-rata biaya
produksinya antara 600 hingga 100 per liter. Harga jual netto minyak jarak
tersebut diperkirakan Rp. 1.400-Rp. 2.100 per liter, harga ini jauh lebih murah
jika dibandingkan dengan harga minyak saat ini. Sehingga , pengolahan jarak
menjadi biodiesel yang relatif mudah dapat dilakukan dalam usaha skala kecil
yang tidak membutuhkan modal yang besar. Sehingga hal ini pun akan membuka
lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Potensi
lain adalah ekspor biodiesel ke berbagai negara maju yang saat ini sedang
gencar-gencarnya menekan emisi gas rumah kaca. Negara-negara maju seperti
Jerman, Amerika Serikat, dan Brasil saat ini juga sedang mengembangkan
penggunaan biodiesel. Jika Indonesia mampu mengembangkan biodiesel dari minyak
jarak dengan kualitas yang bagus, pasar internasional terbuka untuk Indonesia.
VII. PROSPEK
PENGGNAAAN BIODIESEL DARI TANAMAN JARAK DI INDONESIA
Indonesia
merupakan negara yang kaya kan berbagai sumber energi fosil, akan tetapi hal
yang tetap harus diingat adalah bahwa penggunaan bahan bakar fosil secara terus
menerus dapat mengakibatkan pencemaran dan krisis energi fosil.
Di
Indonesia terdapat banyak lahan kritis yang tidak dapat ditanami karena humusnya
hilang. Jarak adalah tanaman yang dapat hidup dalam segala kondisi, sehingga
tanaman jarak dapat ditanam di lahan-lahan kritis tersebut. Hal ini akan
membawa keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat
Indonesia. Keuntungan yang langsung dapat diperoleh berupa lapangan pekerjaan
yang akan memberi keuntungan secara finansial, sedangkan keuntungan tidak
langsung yang diperoleh berupa pengurangan polusi udara dan penghijauan kembali
lahan-lahan kritis yang dapat mengurangi banjir dan bencana alam lain.
Tanaman jarak jenis penghasil biodiesel
ini sebenarnya sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Di
Indonesia tanaman ini dikenal dengan sebutan tanaman jarak pagar. Sehingga
pembudidayaan tanaman ini tidak akan menjadi hal yang asing bagi masyarakat
Indonesia. Hanya saja untuk hasil yang maksimal, pemerintah perlu mengadakan
suatu program penelitian untuk menghasilkan bibit jarak pagar yang berkualitas
unggul, sehingga dapat dihasilkan biodiesel yang berkualitas unggul pula.
VIII. KUALITAS
BIODIESEL
Standar biodiesel di beberapa negara tidak
membedakan bahan dasar yang digunakan namun lebih ditekankan pada kinerja
biodisel itu sendiri. Kulaitas biodiesel sebagai produk bahan bakar mesin
diesel ditentukan oleh beberapa parameter, antara lain bilangan setana,
kekentalan kinematik, massa jenis, dan lain-lain
Tabel Rumusan standar biodiesel Eropa,
Amerika, dan Indonesia
IX. PERBANDINGAN
KARASTERISTIK BIODIESEL DENGAN PETRODIESEL
Karakteristik boidiesel dibanding solar hampir
sama, bahkan beberapa sifat seperti emisi, toksisitas, biodegradibilitasi,
lubrikasi pada ,mesin dan dampak terhadap sosial ekonomi lebih baik. Adapun
perbandingan biodiesel dan petrodiesel dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel Perbandingan sifat biodiesel dan petrodiesel
Parameter
|
Biodiesel
|
Solar
(Petrodiesel)
|
Komposisi kimia
|
Metil ester
|
Hidrokarbon
|
|
Lebih rendah
dibanding solar:
Particulate-40%;HK-68%;CO-44%;Sox-100%;Nox-90%,PAH-80%
|
Emisi tinggi
untuk CO, total HK, Sox, Nox
|
Penanganan
|
Tidak mudah
tebakar
|
Mudah terbakar
|
Toksisitas
|
Rendah
|
Tinggi
|
Biodegrabilitasio
|
Mudah terurai
|
10 kali lebih
sulit terirai dibandingkan dengan biodiesel
|
Lubrikasi pada
mesin
|
Lebih tinggi
|
Lebih rendah
|
Torsi mesin
|
Hampir sama
|
Hampir sama
|
Konsumsi bahan
bakar
|
Hampir sama
|
Hampir sama
|
Ketersediaan
|
Terbarukan
|
Tak terbarukan
|
Dampak terhadap
masyarakat ekonomi lemah
|
Sangat baik
|
Kurang baik
|
X. KESIMPULAN
Biodiesel merupakan sumber energi
alternatif pengganti solar. Biodiesel termasuk sumber daya alam terbarui karena
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Biodiesel memiliki angka setana yang lebih tinggi
daripada solar, sehingga penggunaannya lebih efisien.
Biodiesel merupakan sumber energi
alternatif yang ramah lingkungan, karena sisa pembakaran mesin yang menggunakan
biodiesel menghasilkan emisi gas buang, asap dan partikel yang lebih rendah
daripada solar. Selain itu dengan memproduksi dan menggunakan biodiesel dalam
skala besar berarti membuka kemungkinan penanaman kembali lahan-lahan kritis
sehingga menambah jumlah sumber pengahasil oksigen dan mengurangi
karbondioksida.
Penggunaan biodiesel dari biji tanaman
jarak secara tidak langsung akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat
Indonesia. Berupa lapangan kerja baru yang cukup menjanjikan.
Biodiesel dari tanaman jarak sangat cocok
untuk diterapkan di Indonesia, karena bahan baku yang dapat disediakan dengan
melimpah, dan juga tersedianya lahan-lahan kritis yang dapat menunjang
produksinya.
Pemerintah hendaknya mulai merancang UU
mengenai penggunaan biodiesel di indonesia, sehingga biodiesel benar-benar
dapat diterapkan di Indonesia secara optimal.
Pemerintah hendaknya memberikan penyuluhan
dan penerangan pada masyarakat luas mengenai manfaat dan keuntungan yang
diperoleh dari biodiesel.
Pemerintah harus menyediakan tempat-tempat
penjualan biodiesel, sehingga biodiesel dapat diperoleh dengan mudah oleh
konsumen. Selain itu pemerintah juga harus mengatur sistem perdagangan
biodiesel di Indonesia.
Pemerintah
harus menekan penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakat dengan cara
memberlakukan pajak tidak langsung bagi pengguna bahan bakar minyak dan memberi
subsidi bagi pengguna bahan bakar alternatif.
DAFTAR PUSTAKA
Suwarno, hendri,dkk.2012.Pemanfaatan Tanaman Jarak Pagar Sebagai
Alternatif Bahan Baku Pembuatan Biodiesel dan Pertanaman Campuran (Polyculture)
Mengggunakan Metode Tumpangsari (Intercropping). Universitas Pancasila:Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar